Selasa, 04 Maret 2014

ENTAH INI APA...





Ah sudahlah. Kututup semua harapan. Sudah lelah menunggu sesuatu itu datang. Apa yang kudapat? Waktu yang bahkan sudah tak sudi lagi mampir antara kita? Atau rindu yang telah menguap bak embun pagi tersapu sinar mentari?

Entah.

Walaupun dalam hati, keyakinan itu masih ada. Namun ia pun mulai lambat laun jengah.

Jika dalam sebuah perjalanan itu hanya ada aku yang bertahan dari tempaan badai, sedangkan kau tidak, lalu apa yang bisa kita harapkan? Apa benar masih ada kata mencintai yang benar-benar tulus keberadaannya?

Masihkah?

Sudah kuterima semua carut luka yang kau gores dalam hati dan ingatan. Apalagi yang hendak kau berikan? Akankah kau timbun semakin dalam pada sebuah nelangsa yang tak kunjung berakhir nantinya?

Atau kau akan memberi tawa palsu, bahagia semu dan sebuah kasih abal-abal yang kau sebut-sebut itu cinta?

Aku telah lama mati, tetapi kucoba bernafas agar hidup kembali. Ku goyang pagar besi penghalang dari rasa benci agar bisa kutelan madu-madu pahitnya. Jika kau berkehendak aku kembali jatuh, mungkin bisa, namun dalam hitungan detik dan menit.

Kau tak pernah tahu, aku telah menyalakan sumpah serapa pada bilik-bilik hati agar semua rasa cinta itu mendengar, “hei! Jika kau tak dihormati, maka lupakanlah, biarkan dia hilang dan bermain pada kesenangannya hingga puas. Kelak, dia akan tahu, siapa yang masih berdiri di sampingnya saat dia jatuh lalu setengah mati!”

Apa kau akan protes?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar