Kamis, 13 Agustus 2015

JANGAN PERNAH MENIKAHI PECUNDANG

Jangan pernah menikahi pecundang, jika kau tak ingin ketika kau mati, tubuhmu tak pernah dihantarkan pulang ke tanah-Nya.

Jangan pernah menikahi pecundang, jika kau tak ingin air matamu meluncur dengan lihai dari ujung-ujung rambutmu yang tidak pernah kau cuci dengan kebahagiaan.

Jangan pernah menikahi pecundang, jika kau tak ingin dapurmu menjadi sunyi, tanpa ceoteh-celoteh perabotan, suara teriakan ikan gurami yang tenggelam di minyak panas, atau gemericik air dari kran yang sekian tahun dilanda kemarau.

Jangan pernah menikahi pencundang, jika kau tak mau bernasib sama seperti tumpukan baju bersih yang belum sempat kau setrika, atau tumpukan sampah yang dilahap ribuan belatung yang berteriak-teriak, "Beri kami sampah! Ini tidak cukup!"

Sungguh, jangan pernah kau nikahi pecundang, jika kau tak ingin tiba-tiba saja ditenggelamkan dalam lautan di daster ibumu sendiri, atau dibakar dalam ujung rokok klobot ayahmu yang sudah separuh jalan.



(Ajeng Maharani, 130815)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar