Kamis, 13 Agustus 2015

KESEDIHAN SEBUAH DAPUR



Dapurku tak pernah tertawa. Rumput-rumput tumbuh di dalam rahimnya, dan pohon pepaya, dan benih cabai yang menangis karena daun-daunnya digunduli tikus-tikus, dan sepeda usang yang tak lagi berlari mengantarkan kaki-kaki ayahku pulang, dan baju-baju basah yang meneteskan air mata, dan seekor kucing bermata muram, merindukan anaknya yang hilang dua bulan setelah dilahirkan, dan api yang berlompat-lompatan memaki-maki tubuhnya yang terlalu panas, dan uap air, dan mesin cuci yang membisu, dan dinding bambu tua yang roboh, bata-bata berlumut, saluran air yang mulutnya disumpali kebijakan-kebijakan omong kosong pemerintah, dan tanah-tanah berkhianat, kayu-kayu mati tanpa ada yang menggiringnya ke pemakaman, dan dedaunan rambat yang jasadnya kering di pojokan, dan tumpukan sampah yang merenung.

Aku terlalu riang ketika dapur menemaniku mencuci piring-piring kotor di sudut kakinya. Kujejalkan suara suamiku di tubuh dapur, dan bola matanya yang liar, dan desah-desahnya yang menggetarkan, dan derap kakinya yang tergopoh-gopoh, dan aroma tubuhnya yang berbau sabun mandi murahan, dan jantungnya, dan hatinya yang khianat, dan kepalanya. Anak-anakku tenggelam dalam bak cuci piring, aku menertawainya. Sekumpulan lalat berdengung, menukik, membuang anak-anak mereka di perut ikan yang belum aku cuci. 

Makan bola matanya, duri-durinya, sirip punggungnya, ekor buntungnya, tapi jangan makan daging-dagingnya! 

Dapurku tidak pernah tertawa. Dan ketika malam singgah, dapurku mati, gelap. Tak ada kunang-kunang, tak ada neon, tak ada cahaya Tuhan di sisinya. Dia hanya duduk di atas kepalanya sendiri sambil menyeduh kopi dan menyenggamai bulan hingga pagi.



Sidoarjo, 2016


2 komentar:

  1. dan aku berlari ketika mendengar jeritan tawa dari sebuah dapur yg gelap... hiii

    BalasHapus
  2. Halo kak ajeng

    puisi bebasnya sangat menarik dan memukau. saya membaca seolah oleh ini memamng benar benar puisi.

    tapi saya sendiri tak tau ini puisi atau tulisan gaje hihi

    Mukhofas Al-Fikri |BauBlogging

    BalasHapus