Sabtu, 15 Maret 2014

CATATAN HATI VA (Chapter : 160314)



  
Mengapa aku harus sedih sementara mereka sedang bersenang-senang? Bisa jadi saat ini mereka menertawakan kebodohanku, pun bisa juga tertawa tentang kesetiaanku. Tetapi satu hal yang kuyakini, bahwa aku pasti lebih baik dari mereka yang asyik bermain permainan ‘sembunyi-sembunyi’.. Maka, hei diriku sendiri, berbuatlah kebaikan dan buatlah engkau bersinar padanya..”

Sekali lagi bunyi Blackberry-ku berkumandang merdu. Sebuah pesan sudah nangkring di dalamnya. Ah, itu dari sahabatku Eva.

Kalimat-kalimat itu membuatku terenyuh. Ah Va, bagaimana kau bisa sekuat itu. Jikalau badai yang sedang menghancurkan hatimu itu datang kepadaku, belum tentu aku bisa menghadapinya seperti dirimu saat ini.

“Kau benar Va. Jangan hanya karena manusia-manusia yang tengah membenarkan kebesaran egonya itu sebagai sebuah itikad baik, lalu kau terpuruk dalam kesedihan. Justru kaulah yang akan merugi..”

Kubalas pesan dari Eva. Dalam beberapa menit, wanita tigapuluh satu tahun itu masih tak membalas. Kubenamkan diriku kembali kepada laptop putih, mengetik kisah demi kisah tentang mimpi-mimpi si gadis kecilku, Nayla.

“Bep bep!”

“Walaupun aku terkadang belum mampu menghadapinya, Ran?”

“Iya, walaupun kamu saat ini tengah dicabik rasa sakit. Itu artinya kamu masih memiliki hati, Va. Dan mereka yang mampu menyakitimu, mereka yang tertawa gembira karena dusta, mereka itu tak mempunyai hati...”

“Va, kuatkanlah hatimu. Kau kini sudah menjadi seorang ibu..”

“Iya, mereka masih membutuhkan tawa dan kasih sayangku, Ran. Itu saja yang aku ingat..”

“Dan, Va. Berjuanglah untuk masa depanmu, buatlah dia menyesal kelak, karena telah menyia-nyiakan kehadiranmu di sisinya. Aku tahu kamu bisa, Va. Bukankah dahulu, engkau yang mengajarkan aku seperti itu..”

Eva mengirim sebuah emoticon tersenyum dan memeluk. Aku senang, kubalas dengan ciuman hangat.

Ah, Va. Jangan habiskan waktumu yang berharga hanya demi sesuatu yang menggelikan. Biarkan dia yang tengah mengejar renjananya. Biarkan dia bermain dengan permainannya bak seorang anak kecil. Cukup tunjukan kecantikan hatimu di hadapnya, tunjukan betapa hebatnya engkau bisa menerima semua kebusukannya yang membuncah itu.

Kelak, dia akan tahu, kaulah yang benar-benar terbaik dari wanita-wanitanya yang lain...





Nda, kepada Va

Tidak ada komentar:

Posting Komentar