PERTAMA ....
Sebagai seorang ibu rumah tangga dengan seabrek tugas yang tidak akan
pernah ada habisnya hingga menjelang malam, aku sering merasakan jenuh. Bosan
dan terkadang mencapai titik stres. Bukan hanya soal pekerjaan rumah. Kedua
anakku, yang terkenal dengan sebutan Upin-Ipin di komplek perumahan kami,
termasuk anak-anak yang super aktif. Tidak bisa diam. Tangannya selalu usil.
Mulutnya selalu bertanya. Sedikit-sedikit bertengkar, berteriak, adu jotos
(maklum anak laki-laki) juga bawel.
Otak, rasanya mau meledak. Berhamburan ke lantai. Aku yang bukan wanita
penyabar, dipaksa melawan amarah yang sudah bergemuruh di dada. Dulu, ketika
pertama kali menjalani profesi sebagai ibu rumah tangga, full time ada di rumah
dan tidak bekerja lagi sejak melahirkan putri kami satu-satunya, aku masih
sering marah-marah. Iya, omonganku kasar. Tanganku juga sering bermain di tubuh
kecil mereka, hikkss (jangan dicontoh ya ibu-ibu)
Hingga aku sadar. Jika seperti ini terus, aku akan menjadi wanita terjahat
di kehidupan mereka. Aku tidak mau seperti itu.
Sebuah artikel pernah aku baca. Kalimat sederhananya seperti ini, “menulislah, karena dengan menulis anda akan
mampu menenangkan jiwa anda sendiri ....”
Set! Seketika hatiku terpanggil. Oh iya, bukannya dahulu aku ini suka
menulis. Bagaimana jika aku kembali menulis ya? Maka, segera laptop putih
kesayangan suami aku embat. Tiap malam, asyik menulis (waktu itu, setiap pagi
sampai malam, laptop selalu dibawa suami kerja)
Menulis apa? Ya apapun ....
Tentang ketiga malaikat kecilku, tentang perjalanan kami ke Pantai Bedul,
tentang pernikahan kami delapan tahun lalu, pengalaman suami waktu di PHK,
banyak. Saat itu aku masih suka menceritakan kisah keluarga kami. Lama
kelamaan, aku mulai bermain imaji. Bercerita tentang kebahagiaan seorang gadis
yang akan segera menikah. Lalu dendam seorang wanita tua kepada suaminya yang
nikah lagi. Ah, makin lama imajiku semakin liar. Aku suka. Aku terhibur. Hatiku
berangsur-angsur tenang.
Mau kerjaan rumah setumpuk apapun, ayo! Lihat Upin-Ipin teriak-teriak
karena rebutan mainan, santai aja. Tinggal dideketin, diajak bicara, dilerai,
sudah ....hahaha
Melalui sekelumit tulisan sederhana ini, aku mengajak para ibu rumah tangga
yang suka menulis namun masih merasa tidak bisa melakukannya. Lihatlah, anakku
tiga. Aku juga hidup sendiri tanpa bantuan orang tua ataupun asisten rumah
tangga. Tetapi masih bisa menulis di sela-sela tugas rumah. Kenapa? Satu, niat.
Dua, karena suka. Tiga, menulis itu banyak manfaatnya.
Dengan menulis aku bisa memahami semua karakter, belajar peka dengan setiap
kejadian yang tampak di sekitarku. Ambil positifnya, bagikan dalam sebuah
tulisan. Yang negatif, monggo dibuang. Jangan ditiru.
Nah, ayo menulis ^^ dan sebarkan amal dalam tulisan kalian ....
(keep writing ya Emak-Emak, ayo berbagi kebaikan dalam karya!)
Nda, 170414
(loh habis? Mana yang kedua? Hehehe... kalau ada waktu akan kutuliskan
alasan kedua, “mengapa aku menulis” bye-bye Emak-Emak cantik J )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar