Selasa, 15 April 2014

KEBENCIAN GANDHARI



  
Aku tahu kau itu hebat Kunti. Dengan kecantikanmu yang berpendar bak sinar rembulan yang keemasan itu, kau memikat semua hati para pembesar Hastinapura.

Apa kau telah lupa, Kunti? Aku yang tertua di sini. Maka akulah yang lebih pantas mendapatkan kejayaan, dielu-elukan dan dipuja dari pada dirimu. Kau yang datang paling belakang, Kunti. Kau tak berhak berdiri di atas kepalaku!

Lihatlah, aku yang kini hidup dalam kegelapan karena sumpahku sendiri, tak mampu melebihi binar-binar keagunganmu. Aku tahu matamu indah, pasti. Dengannya kau bisa menatap dan berkeling manis pada semua. Semuanya, Kunti. Namun tidak dengan diriku.

Apa aku telah ceroboh, dengan membutakan pandanganku sendiri? Hingga aku pun telah menutup sinar keindahanku...

Ah Kunti, aku hanya ingin berbakti kepada suamiku yang buta itu. Jika yang dia lihat hanyalah kegelapan, maka akan kulihat pula kegelapan itu, tanpa warna yang lainnya. Jika yang dia rasakan hanyalah kehampaan, maka akan kuajak kehampaan itu sebagai bantal tidurku pula.

Tapi kini, kau datang dengan menyedapkan langkahmu di istana yang seharusnya adalah milikku. Lalu kau bangga-banggakan kelahiran putra pertamamu Yudhistira. Membuat Hastinapura berteriak kegirangan. Berpendar bersama para bintang yang menerangi pekatnya malam.

Aku iri, Kunti. Pun juga menyimpan kemarahan yang membuncah teramat terang.

Karena kaulah, suamiku menangis darah karena tahtanya terancam keberadaan anakmu. Sedangkan aku belum mempunyai seorang pun.

Mana seratus anak yang dijanjikan Dewa Siwa akan menjadi keturunanku? Mana ramalan Resi Byasa yang maha sakti itu? Mana! Bahkan setitik benih pun belum berteduh di rahimku. Kosong...

Kunti, kau harus segera dilenyapkan dari istana ini. Harus!

“Kak Sangkuni! Kak Sangkuni!”

“Iya adikku sayang, ada apa gerangan?”

“Aku ingin, kau lenyapkan sinar kesombongan Kunti dari istana ini! Jika tidak, lebih baik kau menjadi kematianku saja!”

“Tanpa diminta pun, dengan senang hati akan kulakukan...”




Nda, 110414

Tidak ada komentar:

Posting Komentar