Kamis, 08 Oktober 2015

SISAKAN SEDIKIT UNTUKKU (Ketika Mereka Membebaskan Diri)



Buku terbitan LovRinz Publishing kali ini memiliki konsep membebaskan diri dalam menulis. Di mana beberapa penulisnya sampai mabuk dalam rahim-rahim aksara yang bahkan membuat mereka terkejut dengan hasil tulisannya sendiri. Katakanlah seperti seorang Yannah Akhras yang dikenal dengan cerpen-cerpen religinya yang manis, dan Asih Wardhani yang lebih menyukai menulis cerpen-cerpen inspiratif, tiba-tiba harus dihadapkan dengan rasa kebencian manusia dan darah.

Di sinilah peran kreativitas penulis dituntut lebih besar daripada biasanya. Mereka harus menciptakan sebuah dunia yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya.

Bayangkan saja, bagaimana jika suatu hari sang Malam tiba-tiba memutuskan untuk melipat dirinya sendiri karena merasa bosan dengan manusia yang egois dan angkuh? Bagaimana jika kamu berada di antara sekumpulan mayat yang pikuk, mengeluarkan suara-suara bising yang bahkan membuat mimpimu menjadi lebih mengerikan? Bagaimana jika ingatan-ingatanmu melarikan diri dan kau terpaksa berlari untuk mencari mereka? Apa yang akan kamu lakukan jika di hadapanmu muncul seorang lelaki yang mengunyah otaknya sendiri hanya karena sebab yang tidak masuk akal? Lalu, bagaimana jika kau menemukan sebuah sumur di rahim ibumu?

Jawaban-jawaban itu akan kamu temukan dalam buku ini. Buku yang akan mengantarkanmu pada dunia yang lahir dari ‘kegilaan’ penulisnya. Dunia tentang Lelaki dan Perahu Wajah, Nasibmu di Secangkir Kopiku, Di Jalan Pulang tak Ada Jalan, Bapakku (bukan) Seekor Anjing, Yang Terpasung, Lelaki dalam Cangkang, dan masih banyak lagi.

Miliki segera buku ini. Dan tenggelamlah di dunia yang menakjubkan!

 


Sebatang ranting melarat-larat di atas kepalaku, mengeluarkan tahi-tahi kepanikan. Tubuhku seketika berubah hitam, malam tak lagi singgah. Mobil-mobil congkak berhamburan, malas berteduh di tubuhku lagi. Tubuhku kosong, tubuhku penuh batu-batu gundul. Tanah-tanah retak. Lesap. Hujan tertawa, tapi angin meratapi tubuhku. Aku terperangkap di antara kicauan burung berkepala merah. Menangis. Tubuhku pecah berkeping-keping, dilebur matahari.

“Aku sudah sangat lelah untuk menjadi jalan raya.” (KISAH SEDIH TENTANG TUBUHKU—Ajeng Maharani)

 

Dua purnama bertamu. Aku sudah berkali-kali mencoba memotong rantai yang mengikat jantungku dan merengek pada malam agar mengizinkanku pulang dan menyusu pada ayahku yang lemah lembut. Namun lelaki yang menyimpan malam dalam kamarku selalu saja bisa menggigit ujung lidahku. Isakku bahkan tak sempat mengetuk pintu nuraninya. (PURNAMA-PURNAMA DAN AKU—Rina Rinz)

 

Jalan-jalan yang kutapaki begitu sesak. Napasnya tersengal-sengal. Terhimpit gedung-gedung bertingkat, aspal-aspal pekat melekat dan di atasnya tumbuh mobil-mobil yang bermunculan dari kepala botak. Udara segar lari kocar-kacir mendengar deru mobil yang mengeluarkan gumpalan hitam. Dengan sempoyongan aku terus mencari ingatanku. Tak peduli dengan detak jantung yang semakin sekarat. Aku lupa, ke mana ingatan itu berlari? (ANTARA AKU, KAU, DAN INGATAN YANG MELARIKAN DIRI—Gus Jun)

 

 

Sidoarjo—081015

 


  • Harga buku Rp. 54.900,-
  • Silakan menghubungi FB Penerbit LovRinz  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar