Rabu, 14 Juni 2017

DANGAL: HIDUP ADALAH SEBUAH PERJUANGAN


Judul film : Dangal
Genre : action, biography, drama
Aktor : Amir Khan, Fatima Sana Shyaikh, Sakshi Tanwar, Sanya Malhotra
Sutradara : Nitesh Tiwari
Rilis : 23 Desember 2016
Durasi : 2 jam 41 menit

Sudah sangat lama saya ingin menonton film ini, tetapi selalu saja gagal karena alasan-alasan. Pagi ini, saya pun berhasil menuntaskan keinginan tersebut. 

Kepiawaian Amir Khan sudah tidak perlu diragukan lagi. Pertama kali melihat akting aktor besar ini, saya menonton film Mann, yang menguras air mata. Di zaman saya kecil, Amir Khan kerap menjadi peran yang cengeng dan sedikit lembek, berbeda dengan aktor-aktor lainnya, seperti Sanjay Dutt dan Sunil Doel. Tapi semakin ke sini, ia semakin berani mengolah kemampuan aktingnya dengan peran-peran unik, seperti dalam film PK yang konyol, kritis, dan blak-blakan. 




Film Dangal mengisahkan tentang seorang mantan atlet gulat nasional, bernama Mahavir Sigh Phogat, yang melepas impiannya--memperoleh medali emas untuk India dalam kejuaraan internasional--agar keluarganya mampu bertahan hidup. Ternyata, kehidupan seorang atlet nasional di India tidak jauh beda dengan di negara kita: miskin dan tidak mendapatkan apapun dari negara. Negara seolah tutup mata, belum lagi birokrasi departemen yang manaungi para atlet itupun banyak dihuni oleh oknum-oknum yang hanya bisa mengenyangkan perut mereka sendiri. Dalam keadaan seperti inilah, Mahavir Sigh Phogat bertahan dan berjyang mati-matian dengan dana sendiri saat melatih kedua putrinya, hingga menjadi pegulat profesional. 

Mahavir Sigh tidak begitu saja melepaskan mimpi itu. Ia berkata pada istrinya, "Jika bukan aku, maka anakkulah yang akan mendapatkan medali emas untuk negara ini." Dan itulah awal konflik film ini dimulai. 




Keinginan Mahavir Sigh untuk mempunyai anak lelaki ternyata tidak dikabulkan oleh dewa mereka. Keempat bayi yang lahir dalam keluarga itu semuanya perempuan. Mahavir Sigh kecewa dan putus asa. Ia pun menurunkan semua medali yang diperolehnya dan tidak bersemangat dalam menjalani kehidupannya. Tahun demi tahun. Hingga pada akhirnya peristiwa itu terjadi. 

Pada suatu hari, tetangganya datang dalam keadaan marah. Mereka mengadukan kedua putrinya yang menghajar anak-anak lelaki mereka hingga babak belur. Bukannya marah, Mahavir Sigh malah takjub dan bangga. Seolah ada secerca sinar harapan yang jatuh tiba-tiba dari atas langit dan membuat kepalanya yang sempat kosong itu terisi kembali dengan mimpi-mimpi. 

Mahavir Sigh pun mulai melatih kedua putrinya itu tentang cara-cara menjadi seorang pegulat. Seluruh desa mencemoohnya. Kedua putrinya pun dikucilkan dan diolok-olok. Tapi selayaknya orang gila yang tidak mau menoleh ke arah mana pun, Mahavir Sigh tidak peduli pada semuanya. Walaupun kedua putrinya itu tidak menyukai apa yang dilakukan ayahnya: merampas kebahagiaan masa kanak-kanak dan menggantinya dengan latihan yang keras dan melelahkan. 

Lalu apa yang terjadi kemudian? Apakah Mahavir Sigh berhasil mengantarkan kedua putrinya ke ajang gulat internasional dan mewujudkan impiannya? 

Film besutan Nitesh Tiwari ini sarat dengan petuah-petuah kehidupan. Pemainnya pun berakting dengan sangat totalitas. Film ini menyentuh, lucu, inspiratif, sekaligus memprihatinkan. Memprihatinkan yang saya maksud adalah, kenyataan bahwa kita sebagai orang tua terkadang lupa bahwa anak pun memiliki kehendaknya sendiri, bagaimana mereka ingin menjalani hidup mereka. Kita selalu hadir sebagai penentu, sebagai doktrin, yang terkadang timbul karena keegoisan kita sendiri. Kebanggaan kita sendiri. Memang sebagai orang tua kita ingin anak sukses, tapi kadangkala kita hanya sedikit lupa akan keinginan anak itu sendiri. Tapi bukan berarti film ini buruk. Justru film ini, bagi saya, mengajarkan banyak hal baik dalam segala sudut pandang; hubungan ayah dan anak, hubungan seluruh anggota keluarga, semangat serta sikap pantang menyerah untuk mewujudkan mimpi, kepercayaan, cinta kasih, dan kejujuran. 

'Hidup adalah sebuah perjuangan yang sangat panjang dan melelahkan, dan ada kalanya, di saat itu, kita harus berani berjuang seorang diri.'


#NulisRandom2017 #Day14 #NulisBuku #AjengMaharani 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar