Rabu, 07 Juni 2017

BENARKAH ADA TUHAN DI DALAM KOTAK HITAM CEPI SABRE?


‌Judul : Kotak Hitam
Penulis : Cepi Sabre
Penerbit : Mijil Publisher
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit : 2012, terbitan pertama
Jumlah halaman : x + 158 halaman

"... Lalu aku diam-diam membayangkan pikiran sang pengarang. Tidakkah, kataku, di dalam kotak hitamnya, ia menyimpan Tuhan untuk dirinya sendiri." (Hudan Hidayat)

Buku bersampul hitam nan sederhana ini, mula-mula dibuka oleh tulisan Hudan Hidayat, yang menggambarkan seolah ia tengah bercengkrama dengan sang pengarang dan Gieb dalam sebuah dunia imajinasi, yang memperkarakan sebuah obrolan melantur tapi juga tidak melantur. Sebuah pembuka yang sangat unik saya bilang.

Di dalamnya, saya disuguhi cerita-cerita di luar batas realis. Ada 25 cerita yang dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

00.00 - 09.00 : GILA (berisi 10 cerpen)
11.00 - 17.00 : JATUH CINTA (berisi 8 cerpen)
19.00 - 24.00 : NEGARA (berisi 7 cerpen)

Sebagai pembuka, saya bertemu dengan 'Tokoh-tokoh Cerita dari Sebuah Kotak Kayu', yang mengisahkan tentang Frick Fritzgerald, sang penulis cerita, yang gemar menyimpan tokoh-tokoh ceritanya dalam sebuah kotak kayu. Ketika akan mengarang cerita, Frick akan membuka kotak kayu itu, mengambil beberapa tokoh dan mulai menulis. Tapi pada suatu ketika, tokoh-tokoh cerita itu keluar dari kotak kayu dan melarikan diri, membuat Frick kesulitan menulis cerita, hingga kemudian muncul Gabriel, sang malaikat, yang menganggap Frick adalah Tuhan dan meminta lelaki itu untuk juga memasukkannya ke dalam kotak kayu. Tapi Frick tidak bisa melakukannya karena tubuh Gabriel yang sangat besar, lalu terjadilah percakapan antara mereka mengenai makna Tuhan sambil mengejar satu per satu tokoh-tokoh cerita yang melarikan diri itu.

"Maksudku, bagaimana bisa, kau tidak punya kendali atas mereka, Tuan Frick? Bukankah mereka semua itu kau yang ciptakan?"
"Aku bukan Tuhan, Gabriel." (halaman 5)

"Tapi Tuhan tidak pernah mengajakmu bercerita. Kau tidak bisa menceritakan keinginanmu, dan dia tidak pernah menceritakan keinginannya...." (halaman 6)

Cerpen-cerpen Cepi memiliki kekuatan pada keberanian, keunikan, liar, dan meletup-letup. Eksperimen (demikian sang penulis ini seringkali menyebut konsep bukunya ini pada saya) yang indah. Setiap kali saya membaca, saya selalu menemukan ide-ide baru untuk ditulis. Salah satu contohnya adalah pada cerpen 'Anakku, Orang-orang yang Ingin Kugambar, dan Ayahku yang Membawa Pistol', yang menginspirasi saya menulis cerpen 'Lukisan Suara' (Solopos). Juga cerpen 'Pacar dalam Lemari', yang menginspirasi saya menulis cerpen 'Laki-laki Akan Selalu Mengencani Kunang-kunang' dan 'Rahasia Lemari Ibu'. Dan masih banyak lagi.



Ada beberapa cerpen Cepi yang sangat berani daripada cerpen-cerpen lainnya di dalam buku ini. Liar dan begitu birahi (tapi tidak murahan). Itu menurut saya, setelah membaca cerpen 'Gubrak, Nyoh, dan Din- Din- Din-' dan 'Laki-laki yang Mencari Buah Dada' (sebuah cerbung, yang ini dibagi menjadi tiga bagian). Ada pula cerpen yang ditulis dengan teknik surealis yang pure (ini salah satu favorit saya), berjudul 'Hujan Hudan, Hujan'. Narasi cerpen ini melompat-lompat, nampak tidak teratur dan di luar nalar segala macam bentuk aturan, tetapi memang demikianlah keunikannya.

Cepi Sabre bagi saya adalah seorang guru yang hidup di dalam bukunya. Tulisan-tulisannya membuat saya jatuh hati pada surealisme dan mulai mempelajarinya. Dan buku 'Kotak Hitam' ini, selayaknya sebuah kitap suci bagi saya. (padahal itu buku pinjaman, tapi saya begitu tidak rela untuk mengembalikannya bahahahaha)

Lalu, benarkah ada sosok Tuhan di dalam Kotak Hitam seorang Cepi Sabre, seperti apa yang telah diutarakan oleh Hudan Hidayat di bagian pembuka buku tersebut?

Saya jawab, "Bagi saya, IYA!"

Cepi Sabre menciptakan tuhannya sendiri, tuhan bagi tokoh-tokoh yang diciptakannya, tuhan yang bergerak bebas dan liar, yang penuh makna, tuhan dari segala bentuk sudut pandang, yang terkadang luput dari ujung mata pemahaman kita. Tuhan semacam itu, hanya dapat kita temukan di dalam 'Kotak Hitam', karena Cepi telah memasungnya rapat-rapat di dalam sana. []

#NulisRandom2017 #Day7 #NulisBuku #AjengMaharani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar