Senin, 02 Februari 2015

BANGAU KERTAS - sebuah mininovel (chapter two)









Detak Cinta




Setiap kali menatapmu dari balik pohon mangga yang kau tanam di halaman rumahmu lima tahun lalu itu, aku selalu jatuh hati pada binar matamu yang teduh itu, Va. Iya, mungkin aku sudah gila karena telah mencintai wanita yang lebih tua dariku dan dengan status yang kau dekap saat ini. Namun aku yakin, Va, cinta yang kumiliki jauh lebih besar dari yang pernah kau terima darinya.

Kau tahu, Va, bukan hal tak mungkin jika ada lelaki lain yang jatuh hati saat melihat lakumu yang anggun itu. Kesetiaan, kesabaran dan pengabdianmu padanya sungguh indah. Hal yang belum pernah kutemui dari wanita-wanita lain yang pernah kujumpai. Sungguh! Kebanyakan dari mereka hanya mampu menuntut, tanpa mau ikhlas menerima seperti apa yang sudah kau lakukan selama ini.

Ah, Va, seandainya aku punya keberanian untuk mendekatimu, merayu dan menculikmu dari lelaki bodoh yang telah menyia-nyiakan keberadaanmu itu. Lalu membawamu pergi ke duniaku.

Tapi aku tahu itu mustahil. Dengan dada membusung kau pasti akan menolaknya, bukan? Kau wanita yang setia, Va, walaupun luka telah kausesap setiap hari. Kaukunyah perlahan, lalu menelannya dengan lahap. Seolah itu nikmat, padahal hatimu menangis.

Aku tahu, Va ... aku tahu sekali akan hal itu!

Va, apa seberharga itukah dirinya di hidupmu, walau tak sekali pun dia memperhatikan perasaanmu?
Tidak. Jangan terus membenamkan tangis di setiap malammu, Va. Datanglah padaku jika kelak kau sudah lelah. Aku pasti akan membahagiakanmu.  Aku janji, Va, harapan itu akan selalu kusematkan di setiap pagimu yang sembap. Agar ketika kau melihatnya, senyum indahmu kembali merekah.

Aku janji.




~ bersambung ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar