Selamat
Datang di Dunia Kami
Judul
Buku : Segenggam Air Bah di Atas Loteng
Penulis
: LovRinz and Friends
Terbitan
: LovRinz Publishing, Agustus 2015
Dimensi
: 13 x 19 cm; viii + 143 halaman
ISBN :
978-602-0849-31-7
Harga :
Rp. 39.900,-
Setelah
sukses dengan buku kumpulan Flash Fiction pertama dan kedua sebagai salah satu
buku best seller, LovRinz kembali
menghadirkan buku ketiga. Masih tentang cerita-cerita dengan ending yang
mengejutkan, namun kali ini semakin unik dan berwarna, tidak hanya didominasi
oleh cerita horor dan berdarah-darah (ada beberapa opening yang memang
seakan-akan itu menyeramkan, namun Anda akan ditipu mentah-mentah ketika telah
menjejakkan kaki Anda ke akhir cerita).
Keunikan
lain di buku ketiga ini, adalah penggunaan narasi yang semakin matang pada
setiap penulisnya. Sebutkan saja Durroh Fuadin Kurniati yang juga pernah
menjadi salah satu kontributor pada buku pertama, Subuh yang Paling Sunyi. Ibu
muda ini sudah semakin lihai mempermainkan kalimatnya. Demikian juga dengan
Rinidiyanti Ayahbi, Anda akan dibuat menggeleng-gelengkan kepala pada bahasa
narasi yang indah namun tidak ber-lebay pada
tiga karyanya dalam buku ini. Keotentikan seorang Jeli Manalu pun jangan sampai
Anda lewati. Seorang wanita dengan irama yang unik dalam menyusun kalimat.
Ada
empat belas penulis yang dipilih dari #KelasTantangan di grup kepenulisan
LovRinz and Friends dalam buku ketiga ini. Masing-masing mengusung karakternya
sendri. Saya berani jamin, Anda akan menemukan sesuatu yang beda, sebuah Flash
Fiction yang tidak biasa dalam buku ini.
Jadi,
untuk apa Anda melewatkannya? Mari tenggelamlah bersama kami, dalam sebuah
dunia yang tidak pernah Anda bayangkan!
....
PAGI baru saja melata ketika kulihat para lelaki itu datang berbondong-bondong
dengan celurit yang menyeringai di tangan mereka. Jantungku seketika tersibak.
Ketakutan yang menusuk-nusuk itupun datang. Perih. Kudengar jeritan-jeritan di
ujung, lalu lolongan tangis yang menyayat. (Pembantaian – Ajeng Maharani)
JONO terisak. Namun sang bapak tidak
menggubrisnya. Lelaki paruh baya itu tetap melanjutkan aksinya memotong sedikit
demi sedikit bagian tubuh Jono. (Biarkan Aku Bebas, Ayah! – CT Rapunzel)
DI luar, sayup-sayup suara tetangga terdengar
melolong memperingatkan saya, tapi saya memilih tetap bergeming di loteng. Saya
lebih memilih menyalakan lilin, menikmati lusinan dus mie instan yang hangat.
(Segenggam Air Bah di Atas Loteng – Durroh Fuadin Kurniati)
“PESTANYA di atas bukit. Tengah malam. Buktikan
kalau kau berani.” (Sweet Seventeen – Iis Nur Wahyudi)
NARA seketika lemas. Ia baru pulang dari luar
kota tadi siang. Apa mungkin suaminya melakukan seperti apa yang dituduhkan itu
semua selama ia tak ada? (Pintu Hijau – Anggun Cahyani)
DERIT pintu kamar terbuka. Kacau. Tidak ada waktu
untuk Rani membereskan baju yang terserak, apalagi menyuruh Doni bersembunyi.
Lelaki itu tak bisa berkutik. (Ini Rahasia – Annisa Azzahra)
SUARA
bentakan itu berasal dari atas kepala. Seperti sedang murka namun desiran darah
seolah merekam aroma kesedihan yang membuat bulu-buluku setengah kaku. (Di
Lambung Batu – Jeli Manalu)
AKU bahkan rela membunuh jika itu memang harus
kulakukan demi mendapatkanmu kembali dalam dekapanku. (Keinginan – Kazuhanna El
Ratna Mida)
DIA adalah monster yang hadir untuk menjemput kematianmu.
Sama halnya diriku, aku menganggapnya mimpi buruk dalam kehidupanku. (Mimpi
Buruk – Maya Madu)
SENJA sudah datang, tapi Andi belum pulang juga.
Sudah kucari ke mana-mana, tapi dia tidak juga diketemukan. (Balon Penyempurna
– Re Tiapian)
AKU sempat mencongkel habis ke dalam retinanya
hingga dia meraba-raba mencari cahaya dan akhirnya menyimpanku lagi dalam
matanya. (Matamu, Kau Kucing Hitam – Rinidiyanti Ayahbi)
JHON menyandarkan diri di dinding belakang
gudang. Tak berdaya, tubuhnya melemah, berkeringat dan napasnya memelan.
Pandangannya mulai berkunang-kunang. (Jejak-jejak Hitam – Rosi Ochiemuh)
“AYE takut lewat tanjakan gelagah, Mak.” (Klakson Tiga
Kali – SH. Kusuma)
ELLE selalu sibuk dengan lukisannya. Sementara
dua adik kembarnya hampir tak pernah ada di rumah. Yang paling aneh adalah
Nyonya Fe. Ia punya dua mata yang selalu berair. (Dua Bait Terakhir pada Sajak
Elle – Zahraa Senja)
....
Untuk pemesanan buku, silakan klik
akun Facebook saya di sini (komunikasi via inbox terlebih dahulu, baru kemudian
akan saya berikan nomor contact saya)
Terima kasih.
Salam Netra!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar