Oleh : Ajeng Maharani
“Ssstt ....”
“Ssstt ....”
Wanita itu mendengarnya, sebuah siulan kecil yang berbisik. Tapi matanya
saat ini harus terpejam. Harus! Dia pun memutuskan untuk tetap diam.
“Sssttt ...!”
Panggilan itu terdengar lagi, kali ini lebih keras. Dia mulai mengerutkan
alis dan kening. Tapi tetap saja, matanya harus terpejam. Harus! Karena, jika
tidak, maka ....
“Dasar!!”
Panas dan sakit. Sebuah tamparan melayang di pipinya. Dia terkejut.
Seketika itu pula dia membuka mata dan mengangkat kepalanya. Sesosok wanita
berambut keemasan menatapnya dengan mata yang mendelik, marah.
“Kamu menindih rambutku, sakit tahu!”
Dia menelan ludah. Lalu suara riuh penonton di depan panggung drama
Sleeping Beauty yang tengah dia perankan, mulai menggema kekecewaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar