hujan seharusnya tak datang
ketika bongkahbongkah kenangan tumbang
dan dirimu masih terus mengambang
dalam ketenangan,
pada rahimrahim keheningan
aku tak seharusnya berlarian menelusuri isi
kepalaku sendiri
hingga terjebak pada batubatu nisan; tempat
dirimu tersembunyi
kapankah kau, maupun aku
mampu melepas talitali yang mengakar?
aku hanya ingin pulang kembali, meninggalkanmu
menyeduh kopi di antara perabotanku yang
berkelakar
menggerus nastar ibu yang diisi serat kekonyolan
sungguh, aku hanya ingin pulang
tak bisakah kau berhenti mengangkangi jalanku
barang sejenak?
Sidoarjo—050815
Tidak ada komentar:
Posting Komentar