oleh : Ajeng Maharani
wajahku telah lama terkepam, dan pilumu adalah lagu di
otakku
tak ada pagi di ranjangranjang kita
lembah-lembah sunyi
sebilah belati,
yang tanpa mata
kau menari di antara jingga, di antara tumpukan gundu
ada bias hitam di ujung langit
kau tertawa sengit,
namun bulirbulir jatuh
di pipi
di dagu
lesap, menguap
namun gelebah tak menghilang
kita masih bocah di atas sepedasepeda tua
yang tertikam sebuah perkara, cinta
“Rasa ini, sesak!”
“Aku pergi, tapi tidak dengan hati,
dia telah terserak!”
kita terdiam,
dan hujan menari di atas tanahtanah retak
Sidoarjo—040815
Aku tahu, ini yang #SelasaPuisi
BalasHapus