Selasa, 21 Februari 2017
KEBOHONGAN YANG MENGGANTUNG DI BIBIR SUAMI SAYA
ADA sebuah kebohongan yang menggantung di bibir suami saya. Dia suka melambaikan tangannya ke arah saya, padahal saya sama sekali tidak mengenalnya. Ia berwajah keriput, penuh guratan hitam di seluruh tubuhnya. Bau tubuhnya seperti tumpukan sampah busuk. Dan setiap kali saya memandangnya, entah mengapa saya selalu ingin marah-marah.
Suatu hari kebohongan itu tiba-tiba saja sudah membangun sebuah rumah di bibir suami saya. Rumah yang bahkan lebih megah dari rumah kami. Rumah kami begitu ringkih, begitu menyedihkan. Tidak ada langit. Tidak ada burung-burung. Tidak ada Tuhan. Tangisan rumah saya memekak telinga, menyusup hingga ke alam mimpi. Pintu rumah saya sudah keropos, jendelanya ditumbuhi janji-janji yang durhaka. Rumah saya lembab, bau, dan pecah-pecah. Tapi rumah kebohongan di bibir suami saya begitu gemilang. Kebohongan itu, entah mendapat uang dari mana hingga dia bisa membangun rumah seindah itu di bibir suami saya. Saya curiga, jangan-jangan dialah yang selama ini telah mengebiri gaji suami saya. Saya benar-benar ingin lebih marah sekarang.
Kegilaan yang dilakukan kebohongan yang menggantung dan membangun rumah di bibir suami saya tidak berhenti di situ saja. Dia bahkan berani mencuri matahari yang saya simpan di langit-langit rumah saya. Itu matahari paling hangat yang pernah saya petik dari langit, tapi sekarang sudah tidak ada lagi jejaknya di rumah saya. Kebohongan itu juga mencabuti bunga-bunga kamboja di halaman rumah saya. Dia menanamnya berjajar di kebunnya, lalu menggantungkan matahari di atasnya. Dia berkata: Beginilah seharusnya matahari itu berada. Dan itu semakin membuat saya berang.
Keesokan harinya, saat saya baru saja terbangun dari tidur, saya dikejutkan oleh tawa anak-anak, padahal tidak ada anak-anak di dalam rumah saya. Tapi mengapa suara itu begitu dekat, seperti ada di samping telinga saya? Lalu kembali saya terperanga. Di bibir suami saya yang sedang terpejam di samping saya itu, terlihat anak-anak kebohongan berlarian sambil tertawa-tawa. Mereka berkaki empat, layaknya anjing. Ekornya pendek, lebat, dan bergoyang-goyang. Melihatnya, saya hampir gila. Bagaimana bisa kebohongan beranak-pinak di bibir suami saya? Bibir hitam dan tebal itu kini bahkan lebih indah, lebih ramai dan lebih hidup di bandingkan rumah saya sendiri. Saya tidak bisa terima ini. Saya sudah benar-benar marah.
Ketika suami saya bangun, dengan penuh keberanian saya utarakan keberatan hati saya tentang kebohongan yang menggantung di bibirnya. Tapi suami saya menyangkal, tidak ada kebohongan di bibirnya. Tidak ada sebuah rumah, tidak ada kebun kamboja, tidak ada matahari, juga tidak ada anak-anak berkaki empat dengan ekor lebat yang bergoyang-goyang. Suami saya bilang mungkin saya terlalu lelah, hingga berhalusinasi tentang bibirnya. Dia juga bilang, agar saya mengobati diri saya sendiri, secepatnya, agar tidak terus mengusik dirinya. Saya pun mencak-mencak layaknya orang gila (atau memang karena saya sudah gila?), tapi suami saya makin marah dan menampar pipi saya. Dari sudut mata saya yang meleleh, saya melihat kebohongan yang menggantung di bibir suami saya melambai kegirangan dari balik jendela rumahnya. Senyumnya sinis. Memuakkan.
Sialan!
Saya harus bertindak agar kebohongan itu tidak makin menguasai bibir suami saya. Harus.
Lesat saya beranjak dari ranjang dengan melotot marah. Suami saya gusar, tapi saya tidak peduli pada kegusaran. Saya berjalan ke ruang tengah, mendekati meja. Di laci meja, saya meletakkan jarum-jarum Ibu. Kebohongan itu butuh dibungkam, sebelum dia semakin besar. Saya akan menjahitnya dengan teramat cepat. Sangat cepat. Dan rapat. []
Sidoarjo, 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
fiksi? saya ndak paham maksudnya hehe
BalasHapusIya, Mas Sabda, ini fiksi. Termasuk prosa pendek. Memang isinya agak absurd, menghidupkan benda-benda mati dan memasukkan unsur kemustahilan. Ini jenis tulisan surealis.
HapusTerima kasih sudah membaca :)
Iya, Mas Sabda, ini fiksi. Termasuk prosa pendek. Memang isinya agak absurd, menghidupkan benda-benda mati dan memasukkan unsur kemustahilan. Ini jenis tulisan surealis.
HapusTerima kasih sudah membaca :)