Assalamu'alaikum, Prens.
Jumpa lagi dengan diriku yang kali ini mau ngeresensi sebuah novel keren berjudul Animus 'Seven Days'.
Oke, langsung aja!
Judul Buku : Animus 'Seven Days'
Penulis : Ajeng Maharani
Penerbit : LovRinz Publishing
Penyunting : LovRinz
Proof Reader : Rina Rinz
Tata Letak : LovRinz
Desain Sampul : Nia Kiena & LovRinz
Ilustrasi Sampul : Deviantart
Jumlah Halaman : xiv + 241 halaman
ISBN : 978-602-71451-0-8
Resensor : SH. Kusuma
Usai baca novel ini sebenarnya aku mau mengumpat habis-habisan, tapi pasti mengundang kontroversi. Bukan karena buku ini jelek, justru sebaliknya buku ini punya WOW Factor. Keren abiisss. Alhasil aku cuma menarik napas dalam-dalam, dan mengacungkan dua jempol ke udara. Eits, bukannya mau dangdutan ya, tapi itu sebagai bentuk penghormatan aku sama penulisnya, Mbak Ajeng Maharani. Bravo, Mbak!
Untuk mantemans semua yang belum baca bukunya, aku akan kasih fakta-fakta menarik seputar novel ini yang bukan saja bakal bikin kamu penasaran, tapi juga ketagihan membacanya.
¤ Fakta pertama, dalam novel ini kalian tidak hanya disuguhkan satu buah cerita, melainkan empat buah cerita sekaligus, yang antara satu cerita dengan cerita lainnya saling berkaitan erat.
Apa sajakah itu?
Kisah pertama, tentang seorang penyanyi dangdut yang mencintai lelaki beristri. Karena sesuatu hal, nyawa penyanyi dangdut ini di ujung tombak. Ia menjadi target pembunuhan!
Nah loh, kenapa bisa begitu?
Kisah kedua, pasangan kekasih yang berbeda kelas sosial. Si gadis mengalami kejadian mengerikan, hingga membuat kekasihnya ingin membunuh ayah kandungnya sendiri.
Hmm, kejadian apa ya kira-kira?
Kisah ketiga, seorang gadis hilang di tengah hutan. Saat ditemukan ia dalam keadaan mengenaskan, kebahagiaannya terenggut. Hanya Sinabu satu-satunya kesempatan yang ia punya agar kehidupannya kembali seperti semula.
Apa yang terjadi pada si gadis? Siapa yang akan membantunya menemukan Sinabu?
Kisah keempat, sepasang kekasih tinggal menunggu waktu saja untuk keduanya menikah, saat sang pria yang bekerja di perantauan tiba-tiba menghilang.
Ke mana hilangnya sang pria? Dapatkah si wanita menemukan calon suaminya kembali?
Nah, gimana? Mulai penasaran kan? Udah gatel pengen beli bukunya kan?
¤ Fakta kedua, saat membacanya kalian akan seolah-olah ikut merasakan dan mengalami petualangan di Pulau Maku-maku seperti yang dialami Salsa, Aris, Yana, Nora, Guntur, Cuwa, dan Bunga, yang penuh dendam, misteri, nafsu, kekuatan, dan cinta. Semua itu bisa terjadi, karena penulisnya begitu mahir mempermainkan emosi pembaca dengan alur ceritanya.
¤ Fakta ketiga, membaca novel ini akan menambah perbendaharaan kata kita, karena penulis menggunakan diksi-diksi manis yang jarang digunakan penulis lain pada umumnya.
¤ Fakta keempat, novel keren ini adalah buah karya pertama sang penulis yang dibuat hanya dalam waktu satu bulan. Bayangkan, satu bulan! Luar biasa, bukan?
Terus, apakah novel ini nggak ada kekurangannya?
Ya pasti ada, dong, setiap ada kelebihan pasti ada juga kekurangannya walaupun aku nggak akan menyebutnya kekurangan.
Menurut aku, novel ini perlu diberi halaman tambahan yaitu halaman indeks, agar orang awam sepertiku yang kosakata bahasa Indonesianya sangat minim, bisa dengan mudah memahami diksi-diksi yang digunakan. Itu aja, sih. Over all, novel ini wajib baca dan wajib dimiliki setiap orang.
Sekian resensi dari aku, semoga bermanfaat.
Wassalam
Senin, 24 Agustus 2015
Minggu, 23 Agustus 2015
FIKSIMINI LOVERS (part 4)
FIKSIMINI
LOVERS #11
Topik FiksiMini: SAKIT
SAKIT – Tulang rusuk, tulang punggung yang merasakan. (Re Tiapian)
BERISIK – Setelah dua daun telinga kumasukkan toples, sakit kepalaku reda.
(Durroh Fuadin K)
DI TOKO BUKU – Beberapa tabib dan dokter di rak kesehatan membagikan obat
migrain pada buku obral. (Durroh Fuadin K)
RAMUAN SALAH ALAMAT – Mbah Dukun tak jadi menyembur pasiennya. Ramuan akik
celup mengantar Mbah Dukun ke UGD. (Durroh Fuadin K)
ONE NIGHT STAND – Setelah bersedia diajak nonton dan dipeluk tetangganya
semalaman, Narti sakit perut sembilan bulan. (Durroh Fuadin K)
SAKIT TELINGA – Bunyi peluit membuyarkan orang-orang yang terapi di atas
rel kereta. (Durroh Fuadin K)
KANKER – Dikeluarkan lembar terakhir untuk menebus obat. (Ferry Hidayat)
GAGAL UNAS – Soal matematika tak selesai dikerjakan, Narti dikepung bidan.
(Durroh Fuadin K)
DOMPET – Sesak napas stadium akhir. (Ademia Nurul F)
MALAM PERTAMA – perih di jempol kaki. (Asih Wardhani)
HABIS DARI DOKTER – Tak bisa mengeluarkan tubuhmu dari hatiku, Lek.
(Liktasiya Nadhir)
SAKIT HATI – Minum betadine. (Ademia Nurul F)
SAKIT MERUSAK UMAT – Lisan yang tak disekolahkan. (Ratna Hana Matsura)
DEMAM BATU – Karyo menahan buang air kecil, demi bongkahan unik. (Indri
Listya Rahman)
REPARASI CINTA – Gadis itu pergi ke bengkel ketok magic. (Riebuan Cahaya)
PASIEN YANG MALANG – Jahitan terakhir, dokter kehilangan gunting. (Ida Ah
Fauzi)
DEMAM AKIK – Panasnya turun setelah minum air rendaman akik sang bapak.
(Maya Madu)
SALE! – Hati, patah. (Edoh Lukman)
SAKIT HATI – Secepatnya Rani suntik vaksin sebelum hatinya sakit lagi.
(Maya Madu)
DOUBLE KTP – Saat sakit gratis, saat sehat narsis. (Maya Madu)
PERGI – Napasnya menderu, di tarikan terakhir. (Asih Wardhani)
DOKTER ONLINE – ‘PENGOBATAN GRATIS, DIBAYAR PULA.” | Pulang, hilang sau
organ. (Maya Madu)
LUKA BAKAR – Terkena knalpot hatimu. (Asih Wardhani)
SKIZOPHRENIA – Dia kelojotan, dihsap kenangannya sendiri. (Damar Hening S)
ALZEIHMER – Setelah putus cinta, putus segala ingatannya. (Damar Hening S)
FIKSIMINI
LOVERS #12
Topik FiksiMini: LIBURAN
MUSIM LIBURAN – Isi dapur angkat kaki dari rumah. (Ajeng Maharani)
BUNUH DIRI – Sebuah isi surat, “Maaf, Bapak lagi liburan ke akhirat!”
(Ajeng Maharani)
JURNAL – Ia membuka lembar kedua puluh, berlibur dalam kenangan. (Damar
Hening S)
JAM MALAM – Anak-anak harus segera tidur, bapak dan ibu mau jalan-jalan ke
surga. (Durroh Fuadin K)
LIBURAN PANJANG – Dia terbaring pulas dalam keranda. (Yannah Akhras)
KETIKA IBU BERLIBUR – Rumah berantakan, dapur tanpa makanan, anak-anak
ileran, bapak lupa pulang. (Durroh Fuadin K)
HATI BERSIH – Setelah liburan kita bermaaf-maafan. (Maya Madu)
BERLIBUR KE SINGAPURA – Setiap hari aku memungut bungkus biskuit. (Dee
Chie)
LIBURAN YANG HILANG – Liburan dua mingguku hancur tertabrak musim. (Yuni
Winarsih)
CINTA YANG LIBUR – Status jomblo diperpanjang. (Annisa Azzahra)
PENGANGGURAN – “Hore! Libur tiada henti!” (Ajeng Maharani)
ISTRI BERLEBEL TANGGAL MERAH – Suami sibuk menghitung tanggal di kalender.
(Annisa Azzahra)
LIBUR PANJANG – “Iya, Mbak, saya sudah sepuluh tahun jadi janda.” (Ajeng
Maharani)
LIBURNYA PARA PENULIS – Mengunyah buku yang tebal. (Ademia Nurul F)
SEBELUM PENERBANGAN – “Bersiaplah keliling dunia,” ujar ayah, lalu
memasukkanku ke dalam koper. (Riebuan Cahaya)
CUTI – Iyem libur jadi pembantu, menggantikan nyonya yang sedang cuti
melahirkan. (Naura Yani)
FISIMINI LOVERS (part 3)
FIKSIMINI
LOVERS #8
Topik FiksiMini : MERAH
WARNA ANGIN
“Warna angin itu merah,” kataku sambil melirik punggung ayah. (Sitie Cah
Boement)
JANGAN TATAP AKU
Bapak memakai kacamata hitam, matanya merah. (Dee Cie Putri BundaRosiy)
SI KERUDUNG MERAH
Ia mulai suka makan daging serigala sejak mencobanya di rumah sang nenek di
hutan. (Ajeng Maharani)
RAPORT MERAH
Budi meloncat ke kawah. (Gina Rochima)
SETELAH SEPULUH TAHUN
Akhirnya celana merahnya berganti warna biru. (Dee Cie Putri BundaRosiy)
TERGODA
“Bibir merahmu membuat dadaku memburuh,” bisik si gadis berambut cepak.
(Dian Ambarwati)
NODA
Leher bapak berubah merah semenjak kedatangan Tante Lisa, tetangga barunya.
(Maya Madu)
BUTA
Seorang nenek berhenti di tengah jalan, menunggu lampu merah yang kunjung
hijau. (Maya Madu)
BERDARAH
“Alhamdulillah, anakku sudah dewasa.” (Sitie Cah Boement)
PENGEMIS LAMPU MERAH
Jutaan rupiah terselip di bajunya yang lusuh. (Gus Jun)
MERAH PADAM
Melihat foto cantik di dompet sang suami. (Naura Yani)
LDR
Sang suami manyun ketika istrinya memberi aba-aba ‘merah’. “Akh, seminggu
lagi!” (Asih Wardhani)
KOPI DARAT CINTA
Lelaki itu terbirit-birit setelah bertemu wanita idamannya yang berbaju
merah. (Rinidiyanti Ayahbi)
OLEH-OLEH
“Pa, belikan ikan cupang sepulang kerja, ya.” | Suami tunjukkan lehernya
yang memerah setelah pulang kerja. (Asih Watdhani)
MANA SI MERAH?
Jono mematung di tempat motornya terpakir tadi. (Patrianur Patria)
GINCU
Harga naik, aku pakai bekas bogeman suamiku. (Durroh Fuadin Kurniati)
FIKSIMINI
LOVERS #9
Topik FiksiMini: TRANSPORTASI
BIAR MURAH – Ke kantor platnya merah, ke mall platnya hitam. (Lina
Agustiani)
SISTEM TIDAK AMAN, KAPTEN – Kampungnya jauh, sistem tidak aman. Sunar
kawin, malam pertama via online. (Durroh Fuadin K)
ONTEL – Ke bulan yuk, caranya kita tanyain Cherrybell, deh. (Nona Reni)
MALAM MINGGU YANG MERIAH – Tanggal tua, Sunar apel naik odong-odong.
(Durroh Fuadin K)
NAIK KERETA API, TUUT TUUUTT – “Maaf, pulsa Anda tidak cukup untuk
melakukan panggilan ini.” (Durroh Fuadin K)
KURANG UANG – Lelaki itu menukar kekasihnya di penyewaan sepeda. (Riebuan
Cahaya)
KARPET ALADIN – Dipakai sholat, terbang ke surga. (Damar Hening Sunyiaji)
PRIA LUBANG KUNCI – Album foto mengirimnya ke berbagai masa. (Damar Hening
Sunyiaji)
PENGANTAR KATA – Karakter game bersorak riang dalam flashdisk, “Liburan!”
(Damar Hening Sunyiaji)
NAIK KERETA API – Guru TK diprotes petugas PJKA karena mengajarkan anak
naik kereta dengan gratis. (Anggun Cahyani)
MALU – Aku menyembunyikan semua dosaku ke hidden folder. (Durroh Fuadin K)
TAXI – “Short time or part time?” tanyanya sebelum masuk. (Maya Madu)
ANAK HARAM – Korban kecelakaan akibat transfer sukses. (Durroh Fuadin K)
KARAM – Tim SAR pun datang, kami melambaikan tangan dari dasar laut. (Annisa
Zahra Werdha)
TRANSPORTASI RAKYAT – Tak ada beda, mana kambing mana manusia. (Maya Madu)
LATIHAN PBB – Weekend, mobil berjajar memenuhi jalan raya. (Nichma Farid)
SOPIR MENGANTUK – mobil mencium sepeda, saling tumoang tindih. (Nihma
Farid)
TRANSPORTASI MASAL – Manusia berkumpul di padang mahsyar untuk
diberangkatkan ke tempat terakhir. (Lina Agustiani)
TUKANG TAMBAL BAN – “Alhamdulillah akhirnya aku menuai benih yang kutabur
semalam.” (Aceha Kenji Fauzy)
BUKTI CINTA – Bus Kurnia dan truk berciuman di tikungan Idi Cut. (Ida
Fitri)
KERETA MINI – Penumpangnya mengoek. (Dee Chie)
TAK BISA LEWAT – Sepasang suami istri siap dengan sayap di bawah lengannya.
(Nichma Farid)
BUKAN DUNIA NYATA – “Saatnya berselancar!” Sambil memegang mouse.
(Rinidiyanti Ayahbi)
KURBAN – Ia baru saja menyembelih kendaraannya menuju surga. (Yannah
Akhras)
TENGGELAM – Pesawat kelelahan membawa penumpang, mendarat di lautan.
(Rinidiyanti Ayahbi)
DICARI! – Kendaraan tercepat menuju alam barzah. (Sebening Embun)
TAKUT BONNYA MAHAL – Udin menolak makanan dan minuman dari pramugari. (Nur
Jannah Al-Islamiyah)
DIKIRA TUKANG BEGAL – “Ampun, Mas!” ujar Udin. | “Itu ... istrimu
ketinggalan di POM bensin!” (Sabylha Egloveeat)
FIKSIMINI
LOVERS #10
Topik FiksiMini: BUKU
DARI BUKU-BUKU JARINYA – Terlahir manusia. (Damar Hening Sunyiaji)
IA MENYOBEK LEMBARAN HIDUPNYA – Menerbangkan sebagai pesawat kertas. (Damar
Hening Sunyiaji)
MERAH – Buku amalku. (Ratna Hana Matsura)
SEBENTAR LAGI MENJADI JANDA – “No, Paino! Buku kecilnya Emak yang warnanya
ijo di mana?” | “Dibawa Bapak, Mak, katanya mau digadein.” | Emak pingsan.
(Ayas Aninerak)
HAUS – Buku-buku itu diremasnya dalam mulut, air manis menetes. (Asih
Wardhani)
BUKU NIKAH – Nama mempelai pria ditulis di buku yang lain. (Annisa Azzarah)
BUKU TABUNGAN – Endingnya kita yang tentukan. (Damar Hening Sunyiaji)
BUKU PORNO – Bapak sering keluar masuk ke dalamnya. (Ajeng Maharani)
BUKU AMAL – Umurnya paling panjang. (Ida Fitri)
BUKU AMAL – Sambil berbaris dia memotong tangan kirinya. (Damar Hening
Sunyiaji)
(BUKAN) SALAH PENULIS – Tumpukan mayat di halaman terakhir. (Ajeng
Maharani)
ABADI – Kulihat penulis itu dikuburkan di dalam bukunya. (Ida Fitri)
KEJUTAN – Namamu sudah ada di sana—buku kematian. (Ratna Hana Matsura)
PERPUSTAKAAN – Buku-buku terbang, mencari sendiri pembacanya. (Damar Hening
Sunyiaji)
PERJALANAN KE BARAT – Mengoleksi buku nikah. (Damar Hening Sunyiaji)
MARAH – Plak! “Dasar kutu buku!” (Re Tiapian)
KUTU BUKU – Kuambil dari kepala, kumasukkan ke dalam buku. (Ida Fitri)
BUKU MENANGIS – Sudah terlalu lama diterlantarkan pemiliknya. (Sya Cyma)
INGIN PINTAR – 20 buku ditelan, perutnya buncit. (Ademia Nurul Fuada)
BUKU TABUNGAN – Endingnya menyedihkan sekali. (Ademia Nurul Fuada)
DI TOKO BUKU – Buku agama sedang merukyah kawan-kawannya di keranjang
obral. (Durroh Fuadin K)
BUKU ABSEN – Hanya satu suara, tanpa rupa. (Damar Hening Sunyiaji)
PROMOSI – “Semua alasan mengapa saya jadi koruptor ada di sini,” ujar
Bagus, mengangkat buku biografinya. (Reema Miftha)
CINTA SEGITIGA – Aoyama Gosho dan Agata Christie bersitegang berebut buku
pintar. (Durroh Fuadin K)
MODEL KAWAKAN – “Ngapain pake lipstik, Nek?” | “Siap-siap pemotretan.” |
“Buat apa?” | “Buku yasin, dong.” – cucunya keselek kursi!
BUKU TUNTUNAN SHOLAT – Dari dalamnya keluar cambuk dan gada besi. (Damar
Hening Sunyiaji)
JENDELA BUKU – Gumpalan kertas itu mengajariku emngintip dunia. (Nur Jannah
Al-Islamiyah)
PERSIAPAN UJIAN – Pahanya berubah menjadi buku. (Durroh Fuadin K)
HANTU DI PERPISTAKAAN – Semuanya pintar. (Durroh Fuadin K)
DI TOKO BUKU (2) – Penjaga toko sibuk melerai buku anak-anak. (Durroh
Fuadin K)
BUKU SEJARAH – Desing peluru melubangi setiap halamannya. (Rinidiyanti
Ayahbi)
BUKU TAMU – Pakailah sepatu dan baju baru. (Ida Fitri)
BUKU GAMBAR – “Mana gambarnya, Bu, kok putih bersih?” (Maisaroh Mai)
BUKU BESTSELLER – Dikenang dunia (Fina Rochima)
JODOH – Buku ini aku pinjam. (Regia Herastanti)
EDISI TERBATAS – Jangan cetak buku ijo lagi! (Edoh Lukman)
(FiksiMini ini diambil dari kelas #FiksiMiniLovers di grup LovRinz and Friends)
Kamis, 13 Agustus 2015
KESEDIHAN SEBUAH DAPUR
Dapurku tak pernah tertawa. Rumput-rumput tumbuh di dalam rahimnya, dan pohon pepaya, dan benih cabai yang menangis karena daun-daunnya digunduli tikus-tikus, dan sepeda usang yang tak lagi berlari mengantarkan kaki-kaki ayahku pulang, dan baju-baju basah yang meneteskan air mata, dan seekor kucing bermata muram, merindukan anaknya yang hilang dua bulan setelah dilahirkan, dan api yang berlompat-lompatan memaki-maki tubuhnya yang terlalu panas, dan uap air, dan mesin cuci yang membisu, dan dinding bambu tua yang roboh, bata-bata berlumut, saluran air yang mulutnya disumpali kebijakan-kebijakan omong kosong pemerintah, dan tanah-tanah berkhianat, kayu-kayu mati tanpa ada yang menggiringnya ke pemakaman, dan dedaunan rambat yang jasadnya kering di pojokan, dan tumpukan sampah yang merenung.
Aku terlalu riang ketika dapur menemaniku mencuci piring-piring kotor di sudut kakinya. Kujejalkan suara suamiku di tubuh dapur, dan bola matanya yang liar, dan desah-desahnya yang menggetarkan, dan derap kakinya yang tergopoh-gopoh, dan aroma tubuhnya yang berbau sabun mandi murahan, dan jantungnya, dan hatinya yang khianat, dan kepalanya. Anak-anakku tenggelam dalam bak cuci piring, aku menertawainya. Sekumpulan lalat berdengung, menukik, membuang anak-anak mereka di perut ikan yang belum aku cuci.
Makan bola matanya, duri-durinya, sirip punggungnya, ekor buntungnya, tapi jangan makan daging-dagingnya!
Dapurku tidak pernah tertawa. Dan ketika malam singgah, dapurku mati, gelap. Tak ada kunang-kunang, tak ada neon, tak ada cahaya Tuhan di sisinya. Dia hanya duduk di atas kepalanya sendiri sambil menyeduh kopi dan menyenggamai bulan hingga pagi.
Sidoarjo, 2016
JANGAN PERNAH MENIKAHI PECUNDANG
Jangan pernah menikahi pecundang, jika kau tak ingin ketika kau mati, tubuhmu tak pernah dihantarkan pulang ke tanah-Nya.
Jangan pernah menikahi pecundang, jika kau tak ingin air matamu meluncur dengan lihai dari ujung-ujung rambutmu yang tidak pernah kau cuci dengan kebahagiaan.
Jangan pernah menikahi pecundang, jika kau tak ingin dapurmu menjadi sunyi, tanpa ceoteh-celoteh perabotan, suara teriakan ikan gurami yang tenggelam di minyak panas, atau gemericik air dari kran yang sekian tahun dilanda kemarau.
Jangan pernah menikahi pencundang, jika kau tak mau bernasib sama seperti tumpukan baju bersih yang belum sempat kau setrika, atau tumpukan sampah yang dilahap ribuan belatung yang berteriak-teriak, "Beri kami sampah! Ini tidak cukup!"
Sungguh, jangan pernah kau nikahi pecundang, jika kau tak ingin tiba-tiba saja ditenggelamkan dalam lautan di daster ibumu sendiri, atau dibakar dalam ujung rokok klobot ayahmu yang sudah separuh jalan.
(Ajeng Maharani, 130815)
Jangan pernah menikahi pecundang, jika kau tak ingin air matamu meluncur dengan lihai dari ujung-ujung rambutmu yang tidak pernah kau cuci dengan kebahagiaan.
Jangan pernah menikahi pecundang, jika kau tak ingin dapurmu menjadi sunyi, tanpa ceoteh-celoteh perabotan, suara teriakan ikan gurami yang tenggelam di minyak panas, atau gemericik air dari kran yang sekian tahun dilanda kemarau.
Jangan pernah menikahi pencundang, jika kau tak mau bernasib sama seperti tumpukan baju bersih yang belum sempat kau setrika, atau tumpukan sampah yang dilahap ribuan belatung yang berteriak-teriak, "Beri kami sampah! Ini tidak cukup!"
Sungguh, jangan pernah kau nikahi pecundang, jika kau tak ingin tiba-tiba saja ditenggelamkan dalam lautan di daster ibumu sendiri, atau dibakar dalam ujung rokok klobot ayahmu yang sudah separuh jalan.
(Ajeng Maharani, 130815)
SEGENGGAM AIR BAH DI ATAS LOTENG - KUMPULAN FLASH FICTION TERBAIK LOVRINZ AND FRIENDS
Selamat
Datang di Dunia Kami
Judul
Buku : Segenggam Air Bah di Atas Loteng
Penulis
: LovRinz and Friends
Terbitan
: LovRinz Publishing, Agustus 2015
Dimensi
: 13 x 19 cm; viii + 143 halaman
ISBN :
978-602-0849-31-7
Harga :
Rp. 39.900,-
Setelah
sukses dengan buku kumpulan Flash Fiction pertama dan kedua sebagai salah satu
buku best seller, LovRinz kembali
menghadirkan buku ketiga. Masih tentang cerita-cerita dengan ending yang
mengejutkan, namun kali ini semakin unik dan berwarna, tidak hanya didominasi
oleh cerita horor dan berdarah-darah (ada beberapa opening yang memang
seakan-akan itu menyeramkan, namun Anda akan ditipu mentah-mentah ketika telah
menjejakkan kaki Anda ke akhir cerita).
Keunikan
lain di buku ketiga ini, adalah penggunaan narasi yang semakin matang pada
setiap penulisnya. Sebutkan saja Durroh Fuadin Kurniati yang juga pernah
menjadi salah satu kontributor pada buku pertama, Subuh yang Paling Sunyi. Ibu
muda ini sudah semakin lihai mempermainkan kalimatnya. Demikian juga dengan
Rinidiyanti Ayahbi, Anda akan dibuat menggeleng-gelengkan kepala pada bahasa
narasi yang indah namun tidak ber-lebay pada
tiga karyanya dalam buku ini. Keotentikan seorang Jeli Manalu pun jangan sampai
Anda lewati. Seorang wanita dengan irama yang unik dalam menyusun kalimat.
Ada
empat belas penulis yang dipilih dari #KelasTantangan di grup kepenulisan
LovRinz and Friends dalam buku ketiga ini. Masing-masing mengusung karakternya
sendri. Saya berani jamin, Anda akan menemukan sesuatu yang beda, sebuah Flash
Fiction yang tidak biasa dalam buku ini.
Jadi,
untuk apa Anda melewatkannya? Mari tenggelamlah bersama kami, dalam sebuah
dunia yang tidak pernah Anda bayangkan!
....
PAGI baru saja melata ketika kulihat para lelaki itu datang berbondong-bondong
dengan celurit yang menyeringai di tangan mereka. Jantungku seketika tersibak.
Ketakutan yang menusuk-nusuk itupun datang. Perih. Kudengar jeritan-jeritan di
ujung, lalu lolongan tangis yang menyayat. (Pembantaian – Ajeng Maharani)
JONO terisak. Namun sang bapak tidak
menggubrisnya. Lelaki paruh baya itu tetap melanjutkan aksinya memotong sedikit
demi sedikit bagian tubuh Jono. (Biarkan Aku Bebas, Ayah! – CT Rapunzel)
DI luar, sayup-sayup suara tetangga terdengar
melolong memperingatkan saya, tapi saya memilih tetap bergeming di loteng. Saya
lebih memilih menyalakan lilin, menikmati lusinan dus mie instan yang hangat.
(Segenggam Air Bah di Atas Loteng – Durroh Fuadin Kurniati)
“PESTANYA di atas bukit. Tengah malam. Buktikan
kalau kau berani.” (Sweet Seventeen – Iis Nur Wahyudi)
NARA seketika lemas. Ia baru pulang dari luar
kota tadi siang. Apa mungkin suaminya melakukan seperti apa yang dituduhkan itu
semua selama ia tak ada? (Pintu Hijau – Anggun Cahyani)
DERIT pintu kamar terbuka. Kacau. Tidak ada waktu
untuk Rani membereskan baju yang terserak, apalagi menyuruh Doni bersembunyi.
Lelaki itu tak bisa berkutik. (Ini Rahasia – Annisa Azzahra)
SUARA
bentakan itu berasal dari atas kepala. Seperti sedang murka namun desiran darah
seolah merekam aroma kesedihan yang membuat bulu-buluku setengah kaku. (Di
Lambung Batu – Jeli Manalu)
AKU bahkan rela membunuh jika itu memang harus
kulakukan demi mendapatkanmu kembali dalam dekapanku. (Keinginan – Kazuhanna El
Ratna Mida)
DIA adalah monster yang hadir untuk menjemput kematianmu.
Sama halnya diriku, aku menganggapnya mimpi buruk dalam kehidupanku. (Mimpi
Buruk – Maya Madu)
SENJA sudah datang, tapi Andi belum pulang juga.
Sudah kucari ke mana-mana, tapi dia tidak juga diketemukan. (Balon Penyempurna
– Re Tiapian)
AKU sempat mencongkel habis ke dalam retinanya
hingga dia meraba-raba mencari cahaya dan akhirnya menyimpanku lagi dalam
matanya. (Matamu, Kau Kucing Hitam – Rinidiyanti Ayahbi)
JHON menyandarkan diri di dinding belakang
gudang. Tak berdaya, tubuhnya melemah, berkeringat dan napasnya memelan.
Pandangannya mulai berkunang-kunang. (Jejak-jejak Hitam – Rosi Ochiemuh)
“AYE takut lewat tanjakan gelagah, Mak.” (Klakson Tiga
Kali – SH. Kusuma)
ELLE selalu sibuk dengan lukisannya. Sementara
dua adik kembarnya hampir tak pernah ada di rumah. Yang paling aneh adalah
Nyonya Fe. Ia punya dua mata yang selalu berair. (Dua Bait Terakhir pada Sajak
Elle – Zahraa Senja)
....
Untuk pemesanan buku, silakan klik
akun Facebook saya di sini (komunikasi via inbox terlebih dahulu, baru kemudian
akan saya berikan nomor contact saya)
Terima kasih.
Salam Netra!
Langganan:
Postingan (Atom)