Buku terbitan LovRinz Publishing kali ini memiliki konsep
membebaskan diri dalam menulis. Di mana beberapa penulisnya sampai mabuk dalam
rahim-rahim aksara yang bahkan membuat mereka terkejut dengan hasil tulisannya
sendiri. Katakanlah seperti seorang Yannah Akhras yang dikenal dengan
cerpen-cerpen religinya yang manis, dan Asih Wardhani yang lebih menyukai
menulis cerpen-cerpen inspiratif, tiba-tiba harus dihadapkan dengan rasa kebencian
manusia dan darah.
Di sinilah peran kreativitas penulis dituntut lebih besar
daripada biasanya. Mereka harus menciptakan sebuah dunia yang mungkin belum
pernah terpikirkan sebelumnya.
Bayangkan saja, bagaimana jika suatu hari sang Malam
tiba-tiba memutuskan untuk melipat dirinya sendiri karena merasa bosan dengan
manusia yang egois dan angkuh? Bagaimana jika kamu berada di antara sekumpulan
mayat yang pikuk, mengeluarkan suara-suara bising yang bahkan membuat mimpimu menjadi
lebih mengerikan? Bagaimana jika ingatan-ingatanmu melarikan diri dan kau
terpaksa berlari untuk mencari mereka? Apa yang akan kamu lakukan jika di
hadapanmu muncul seorang lelaki yang mengunyah otaknya sendiri hanya karena
sebab yang tidak masuk akal? Lalu, bagaimana jika kau menemukan sebuah sumur di
rahim ibumu?
Jawaban-jawaban itu akan kamu temukan dalam buku ini.
Buku yang akan mengantarkanmu pada dunia yang lahir dari ‘kegilaan’ penulisnya.
Dunia tentang Lelaki dan Perahu Wajah, Nasibmu di Secangkir Kopiku, Di
Jalan Pulang tak Ada Jalan, Bapakku (bukan) Seekor Anjing, Yang Terpasung, Lelaki dalam Cangkang, dan
masih banyak lagi.
Miliki segera buku ini. Dan tenggelamlah di dunia yang
menakjubkan!
Sebatang
ranting melarat-larat di atas kepalaku, mengeluarkan tahi-tahi kepanikan.
Tubuhku seketika berubah hitam, malam tak lagi singgah. Mobil-mobil congkak
berhamburan, malas berteduh di tubuhku lagi. Tubuhku kosong, tubuhku penuh
batu-batu gundul. Tanah-tanah retak. Lesap. Hujan tertawa, tapi angin meratapi
tubuhku. Aku terperangkap di antara kicauan burung berkepala merah. Menangis.
Tubuhku pecah berkeping-keping, dilebur matahari.
“Aku sudah
sangat lelah untuk menjadi jalan raya.” (KISAH SEDIH TENTANG TUBUHKU—Ajeng
Maharani)
Dua purnama
bertamu. Aku sudah berkali-kali mencoba memotong rantai yang mengikat jantungku
dan merengek pada malam agar mengizinkanku pulang dan menyusu pada ayahku yang
lemah lembut. Namun lelaki yang menyimpan malam dalam kamarku selalu saja bisa
menggigit ujung lidahku. Isakku bahkan tak sempat mengetuk pintu nuraninya.
(PURNAMA-PURNAMA DAN AKU—Rina Rinz)
Jalan-jalan
yang kutapaki begitu sesak. Napasnya tersengal-sengal. Terhimpit gedung-gedung
bertingkat, aspal-aspal pekat melekat dan di atasnya tumbuh mobil-mobil yang
bermunculan dari kepala botak. Udara segar lari kocar-kacir mendengar deru
mobil yang mengeluarkan gumpalan hitam. Dengan sempoyongan aku terus mencari
ingatanku. Tak peduli dengan detak jantung yang semakin sekarat. Aku lupa, ke
mana ingatan itu berlari? (ANTARA AKU, KAU, DAN INGATAN YANG MELARIKAN DIRI—Gus
Jun)
Sidoarjo—081015
- Harga buku Rp.
54.900,-
- Silakan menghubungi
FB Penerbit LovRinz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar