Ketika manusia limbung ditikam kebencian,
ke manakah mereka akan mencari?
Danau Sinabu,
danau legenda yang membuat Guntur terseok-seok mencari keberadaannya demi sang
kekasih, Cuwa, yang jiwanya digerogoti oleh dendam dan kebencian. Sebuah danau
yang menyimpan masa lalu gelap tentang kemurkaan seorang gadis belia. Danau
yang dilupakan. Mampukah Guntur menemukan danau itu dan mengembalikan jiwa Cuwa
yang terkungkung?
Sementara itu jauh
dari tanah kelahirannya, seorang wanita tengah menunggu sebuah janji dari
Guntur. Akankah Guntur kembali padanya?
Sejatinya manusia
tidak cukup hanya memiliki hati. Karena terkadang, hati manusia pun bisa
terluka, tersayat lalu berdarah.
ANIMUS, novel
bergenre thriller yang berisi empat kisah manusia yang terbelenggu oleh ketidakadilan
dan kebencian. Jiwa-jiwa tersesat yang butuh untuk diselamatkan. Mampukah
mereka keluar dari kegelapan hati mereka sendiri, atau justru akan semakin
tenggelam pada dendam yang mematikan rasa?
“Aku sudah sering
membaca novel-novel terbitan mayor, dan ANIMUS adalah novel indie yang
kualitasnya setara dengan mayor label.” (Ida Fitri—penulis cerpen media)
TESTIMONI PEMBACA ANIMUS
Eva Sholiha
“Wah, ANIMUS! Novel bagus, alurnya asik plus twist ending yang ngagetin.
Double TOP!”
Mawar Dani
“Wiihh, gemees deh. Kenapa nggak dari awal punya ANIMUS. Diksinya ituloh,
keren, luar biasa rangkaian aksaranya!”
Luthika Ahmad
“Suamiku nggak suka baca, tapi saat baca ANIMUS, dia bilang, “Neng kapan
bisa nulis sekeren ini?” Ceritanya gak kalah dengan horor Jepang, feelnya
dapet!”
Siti Chafidhoh
“ANIMUS By Ajeng Maharani ... Membacanya seperti tidak ingin ada jeda.
Maunya baca, baca, dan baca sampai habis. Setiap katanya seperti menyihir
mataku untuk enggan berpaling. Poko'e keren bingits ...”
Lila Sulis
“Saya suka ANIMUS. Dari awal baca, sudah buat penasaran, gaya penulisan
yang loncat-loncat membuatku berpikir. Ternyata, sampai ending, benar-benar,
Woww! Wah, pengen buat novel kayak Mbak Ajeng. Mantap!”
Naura Yani
“ANIMUS karya Ajeng Maharani ... Aku pengagum novel, dan sudah banyak novel
yang aku baca. Genre apapun itu. Tapi Animus yang paling berkesan looh ...
Waaahh buku terkeren yang pernah aku baca. Ceritanya menarik, bahasanya yang
lugas. Konfliknya bikin jantung deg deg plas.. Dan endingnya mbaakkkk... Aku
gak terimooo. Cuwa kok jahat bangett ... hiks.”
Jayadi Oemar Bakrie
“ANIMUS Seven Days – Ajeng Maharani. Novel yang ditulis hanya dengan tempo
waktu satu bulan? Waow!”
ITA (identitas minta dirahasiakan, bukan nama sebenarnya)
“Novel yang aku suka adalah ANIMUS. Di situ aku dapat banyak pelajaran
tentang diri yang dikuasai kebencian. Karena sampai detik ini kebencian itu
masih membelenguku. Pas baca Animus, aku sadar gak ada gunanya hidup dengan
kebencian. Soalnya hampir mirip Cuwa juga kisahnya. Hikmah dari novel ini: jika kita terus
menyimpan rasa benci, gak akan membuat semuanya lebih baik.”
Rima Miftachul Hidayah
“ANIMUS keren. Buku itu sebagai pembuktian bahwa menulis novel dlm sebulan,
itu bisa. Dan kalo ga salah itu program awal terbentuk LRF. Ceritanya menarik
dan saya tuntas membacanya.”
Endang Suprapti Soegino
“Aku suka sama ANIMUS, alasannya : diksinya bagus, bikin deg deg ser
bacanya, penasaran pengen terus baca, biasanya aku gak terlalu suka baca novel,
lebih seneng yang based true story, tp baca novel Animus rasanya kaya aku baca
Assalamualaikum Beijing ...”
Triya Zuniati Damaidihati
“Saat membaca Animus, aku merasa berada di dunia legenda. Alur cerita yang
disajikan beraneka ragam, seperti makan nasi goreng. Ada rasa pedas, manis,
asin semua jadi satu. Hem, sedaap.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar