gambar: @r3dcarra
Di kolam itu, yang baru saja dibuat kekasih saya, ada sekumpulan mata yang menatap saya setiap malam. Mata-mata bengis (sekaligus polos) yang sedang marah, menghunjam dan menyakitkan dada saya. Awalnya saya kira itu adalah sekumpulan kecebong yang sedang keheranan menatap sosok konyol saya, seorang wanita malam yang menyedihkan. Tapi ternyata saya salah. Kecebong-kecebong sudah tentu tidak mungkin memiliki kebencian pada manusia.
Malam ini, mata-mata itu membuntang. Semakin merah dan merah. Mereka sangat marah. Tubuh saya meremang. Saya hendak menelepon kekasih saya agar segera memendam kembali kolam itu, tapi bisikan-bisikan sedih tiba-tiba saja terdengar dan menyayat.
"Ibu ..."
"Ibu ..."
"Kemarilah, Ibu."
"Kemarilah ..., di sini dingin."
Airmata saya meleleh. Saya teringat pada janin-janin kecil yang sudah gugur di kursi besi dan tangan seorang dokter. Lalu sekumpulan mata itu, menarik kaki saya ke dalam kolam. Pelan dan pelan. Dan saya tenggelam bersama mereka.
Merinding.. Twistnya
BalasHapus