gambar: @r3dcarra
Aku tidak tahu mengapa sejak pagi Tabitha menjadi bungkam dari biasanya. Ia tidak lagi berceloteh, atau menggunjingkan status sosial orang lain, atau sekadar menghirukkan suasana kantor dengan tawanya yang menyedihkan.
Wajah Tabitha sedikit pucat dan lelah. Seolah sesuatu telah menggerogoti sari kehidupannya dalam waktu semalam saja. Itu membuatku bergidik ngeri, sekaligus penasaran. Ketika ia berjalan menuju toilet wanita, aku mengikutinya. Aku mengintip dari cela pintu. Ia berdiri di depan cermin, menggaruki bibirnya. Ada yang mengganggunya di sana, tapi aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Kuputuskan untuk ikut masuk. Tabitha menatapku. Mulutnya menganga. Berbau busuk. Aku memekik, tertahan.
Di dalam mulutnya, ada telur-telur aneh. Puluhan serangga merayap keluar. Aku ingin muntah, ingin berteriak tapi suaraku tercekat, dan kakiku terasa terpasung sempurna. Pelan-pelan ia berjalan mendekat. Ia meraih kepalaku, lalu menempelkan bibirnya ke bibirku, melumatnya tanpa ampun. Dalam ketakutan, aku merasakan serangga-serangga itu merayap masuk ke mulut, dan bertelur dengan penuh kegembiraan. (*)
Maknanya seperti tukang gosip. Dan menularkan virus. Keren.
BalasHapusBlognya juga fresh, bagus yang ini mbak Ajeng. :)
Maknanya seperti tukang gosip. Dan menularkan virus. Keren.
BalasHapusBlognya juga fresh, bagus yang ini mbak Ajeng. :)
aku kirain telur beneran, ternyata bukan.. ahahaha
BalasHapuskeren ulasannya... kreatif...
www.kananta.com