Kamis, 12 November 2015

RESENSI ANIMUS - RETNO PEY



Judul Buku : Animus Seven Days

Penulis. : Ajeng Maharani

Penerbit. : LovRinz Publishing

Tebal. : xiv + 241 halaman

Cetakan. : cetakan pertama, September 2014

ISBN. :978-602-71451-0-8

Harga. : Rp. 54.900,-

 

Animus Seven Days adalah novel pertama Ajeng Maharani. Seorang wanita tiga anak yang sudah menggemari menulis sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Aktif di kegiatan mading dan majalah sekolah. Pernah berhenti menulis ketika bekerja. Lalu aktif kembali saat berhenti bekerja dan bergabung di grup kepenulisan, Komunitas Bisa Menulis pada juni 2013.

 

SINOPSIS

 

Animus memuat empat kisah tentang manusia yang terbelenggu oleh kebencian. Amarah dan dengki membawa mereka ke Danau Sinabu. Sebuah danau yang penuh angkara.

 

Sejatinya manusia tak cukup hanya memiliki hati. Karena terkadang hati manusia pun bisa terluka, tersayat lalu berdarah. Seperti itulah yang dirasakan oleh Salsa, tokoh utama dalam kisah pertama buku ini. Dentuman Hati. Sepenuh hati dia memberikan cinta pada Darsaono, cinta yang tulus hingga membuatnya buta. Karena sebenarnya Darsono sudah memiliki istri. Salsa begitu memujanya, hingga dia larut dalam dekapan cinta lelaki itu yang membuatnya bahagia. Namun, itj tidak berlangsung lama. Berawal dari handphone miliknya yang hilang, beredarlah video syur antara Salsa si penyanyi dangdut dengan Darsono seorang anggota dewan tertinggi di Pulau Maku-maku. Salsa harus berhadapan dengan pihak kepolisian dan pengadilan karena dituduh menyebarkan video itu dan mencemarkan nama baik Darsono. Dalam ketidak berdayaan dia juga harus menghadapi pihak ketiga yang memanfaatkannya demi nafsu dan kesenangan sendiri. Sementara itu ada pihak lain yang menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisinya. Di tengah kepahitan hidup dan ketidakpedulian Darsono muncul sosok Ari. Lelaki misterius dengan kaki pincang yang menentramkan dan menguatkan hati Salsa.

 

Sementara di kisah kedua, Cinta Si Gadis Lumpur, ceritanya lebih sederhana. Yana yang anak orang kaya jatuh cinta dengan Nora anak petani miskin. Kisah cinta mereka tidak di setujui oleh orang tua Yana. Ayah Yana yang seorang petinggi kepolisian di Pulau Maku-maku mulai menyusun rencana untuk memisahkan mereka. Meski cerita ini agak klise. Namun, dengan kemampuan penulis meramu setiap kata dan merangkai kejadian-kejadian yang dialami Yana dan Nora baik suka maupun duka dalam menghadapi ayahnya selama kurun waktu tujuh hari membuat pembaca tidak akan meninggalkan selembar halaman pun di kisah ini.

 

Dalam kisah ketiga, Lelaki Dan Danau Legenda. Penulis membawa kita pada sebuah danau yang menjadi legenda penduduk pulau Maku-maku. Sebuah legenda yang membuat setiap pendengarnya merinding kektakutan. Danau Sinabu. Danau yang mampu mewujudkan semua keinginan, impian, bahkan harapan yang telah mati sekalipun. Hingga orang-orang memuja dan menyembahnya layaknya Tuhan. Namun, semua itu ada harga yang harus di bayar. Adalah Guntur, seorang lelaki penebang kayu yang berusaha mencari danau itu demi melihat kembali senyum di wajah Cuwa, kekasihnya. Gadis itu telah kehilangan semangat hidup setelah di perkosa dan di tinggalkan begitu saja di tengah hutan oleh penebang kayu liar. Dapatkah Guntur menemukannya? Sedangkan danau itu telah lenyap di telan bumi.

 

Dan di kisah terakhir ada, Bunga. Seorang gadis kota yang datang ke pulau Maku-maku untuk mencari tunangannya setelah dua tahun berpisah. Sebuah pesan singkat dari lelaki itu, mengisyaratkan perpisahan dan menjadi penyebab kekhawatiran hingga membuatnya datang ke pulau Maku-maku. Betapa terluka hatinya ketika mendapati lelaki yang dicintainya telah berkhianat. Namun, rasa simpati akan keadaan Cuwa yang memprihatinkan dan rasa cintanya yang besar pada tunangannya mengalahkan luka dan kebencian di hatinya.

 

UNSUR INSTRINSIK NOVEL

 

Tema.

Novel ini bertemakan drama percintaan dan misteri bagaimana kebencian telah mematikan jiwa juga hati hingga melupakan Tuhan.

 

Setting.

Melalui narasi yang menarik dan mendetail kita akan merasa terbawa, masuk dalam tempat-tempat kejadian hasil fantasi penulis. Taman soka yang ada di tengah alun-alun, hutan belantara dengan sungainya yang jernih, Tanjung Yaura yang indah dan Danau Sinabu yang penuh angkara dan misteri.

 

Alur dan Gaya Bahasa.

Untuk alurnya sendiri penulis menggunakan alur maju mundur. Meski begitu cukup menjelaskan sebab dan akibat tiap kejadian yang dialami para tokoh. Dengan gaya bahasa sastra khas penulis dan diksi-diksi baru akan membuat dahi berkerut untuk menafsirkannya hingga membuat kita berdecak kagum.

 

Penokohan.

Tokoh-tokoh dalam setiap cerita berkarakter kuat dan konsisten dari awal hingga akhir cerita. Ada Salsa si penyanyi dangdut yang rapuh dan mendambakan sebuah cinta sejati. Ari si lelaki misterius yang pincang, pendiam dan seorang pembunuh bayaran. Yana pemuda tampan, cool, anak orang kaya dan ketua OSIS. Nora si gadis ceria, ramah, murah senyum dan anak seorang petani miskin. Guntur seorang lelaki penebang kayu, keras kepala dan bersedia melakukan apapun untuk orang yang dicintainya. Bunga, seorang gadis kota yang mandiri, teguh pendirian, penuh cinta kasih dan pemaaf. Terakhir ada Cuwa, gadis desa lugu, pemalu dan egois.

 

Amanat.

Dalam novel ini penulis ingin mengungkapkan bawa tidak seharusnya kebencian, amarah dan dendam mematikan hati dan jiwa hingga melupakan adanya Tuhan. Dan sejatinya cinta yang tulus ikhlas adalah obat yang bisa mengalahkannya.

 

KELEBIHAN NOVEL

 

Dari judulnya, Animus Seven Days. Menarik, hingga membuat pembaca penasaran dan bertanya-tanya. Animus, dari bahasa apa dan apa maknanya? Seven day, apa yang bisa terjadi dalam waktu tujuh hari?

 

Novel ini dibuat dalam waktu satu bulan. Sungguh waktu yang sebentar untuk membuat sebuah novel yang berkualitas. Namun, penulis membuktikannya melalui empat cerita yang disuguhkan dengan sempurna. Semua saling berhubungan dan setiap detail kejadian menghubungkan antar tokoh dalam cerita pertama sampai keempat.

 

KEKURANGAN NOVEL

 

Ada banyak kosa kata baru, meskipun tersusun dalam kalimat-kalimat indah. Namun, untuk pembaca awam mungkin akan sulit menafsirkan maknanya.

 

Ada beberapa kejadian/adegan dalam cerita yang memperlihatkan kekerasan yang tidak sesuai untuk di baca anak-anak ataupun yang belum cukup umur. Dan sepertinya buku ini dikhususkan untuk pembaca dewasa.

 

KESIMPULAN

Buku ini sungguh bagus dan layak dibaca. Ada banyak makna kehidupan yang terkandung dalam setiap cerita.

 

Demikian resensi dari saya, semoga bisa menjadi salah satu pilihan untuk menambah koleksi buku anda.

 

Oleh : Retno Pey - 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar